LEBONG – Nasib pilu dialami Ramia (70), warga Dusun III, Desa Karang Dapo Bawah, Kecamatan Bingin Kuning. Bersama anaknya, Asrin (35), ia tinggal di sebuah gubuk kecil yang jauh dari kata layak huni.
Sehari-hari, Ramia hanya bisa bergantung pada belas kasih warga sekitar. Usia lanjut membuatnya tak lagi mampu bekerja, sementara sang anak menderita lumpuh. Kondisi ini membuat keduanya benar-benar bergantung pada uluran tangan orang lain.
“Bantuan serius dari pemerintah belum ada. Kami hanya dapat PKH (Program Keluarga Harapan) untuk Lansia,” ujar Ramia dengan nada lirih saat ditemui, Senin (26/8/2025).
Ironisnya, gubuk reyot yang mereka tempati pun bukan milik sendiri. Rumah darurat itu berdiri di atas tanah warga setempat yang sekadar menjadi tempat berteduh dari panas matahari dan hujan deras.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Kepala Desa Karang Dapo Bawah, Saharudin, membenarkan keterbatasan bantuan yang diberikan. Menurutnya, Ramia baru menerima PKH dan beras bantuan pangan 10 kilogram.
“Kalau bantuan dari desa terbatas. Kemarin kita hanya bisa memberi beras juga,” ungkap Saharudin.
Ia menambahkan, pihak desa sebenarnya berencana mengusulkan program bedah rumah untuk Ramia. Namun, syarat utama berupa kepemilikan lahan tidak terpenuhi.
“Seharusnya ibu ini layak dapat, tapi kendalanya lahan kosong milik pribadi tidak ada. Kita juga berharap pemerintah bisa membantu penyediaan lahan agar ibu Ramia bersama anaknya dapat hidup lebih layak,” kata dia. (PLS)














