GO BENGKULU, LEBONG – Suasana siang itu kian memanas, usai melakukan aksi damai di depan Kantor Bank Bengkulu Muara Aman, Rabu (6/11/2024) siang, ribuan massa yang terdiri dari ASN, THLT dan perangkat desa menggeruduk Pemda Lebong untuk menemui Plt Bupati, Fahrurrozi. Sayangnya, siang itu Plt bupati tak berada di tempat sehingga massa yang ingin menyampaikan aspirasinya merasa kesal lalu berteriak dan bersorak-sorak di depan kantor bupati.
Masih seperti tuntutan di depan Bank Bengkulu, massa yang saat itu tumpah ke jalan di depan kantor bupati meneriakkan agar Plt Bupati tidak berbuat semena-mena dan sewenang-wenang dalam mengambil kebijakan. Tindakan Plt bupati mencopot sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebong dan mengganti sejumlah Pj Kepala Desa dinilai kental bermuatan politik. Massa aksi juga menuding Plt Bupati telah memicu kegaduhan dan merampas hak-hak para pegawai serta menjegal hak orang miskin.
“Kami sudah cukup sabar, kami hanya menuntut hak kami. Jangan karena politik hak kami jadi terbengkalai, ratusan THLT belum gajian, ratusan penerima BLT belum dibayar, kegiatan sosial tak bisa direalisasikan,” seru massa dari luar pagar Pemda Lebong.
Tak puas karena Plt Bupati tak berada di tempat, massa yang tampak mulai memanas memilih untuk mengisolir ruang kerja Plt bupati dengan menggunakan rantai yang mirip rantai anjing untuk memastikan Plt bupati tak bisa lagi ngantor di ruang tersebut.
Usai merantai pintu ruang kerja Plt Bupati, massa yang merasa tak puas beralih ke gedung DPRD Lebong untuk kembali menyampaikan aspirasi. Kedatangan ribuan massa siang itu langsung disambut sejumlah anggota DPRD dari berbagai komisi.
Di hadapan sejumlah anggota DPRD massa kembali menyampaikan kekesalannya terhadap tindakan Plt bupati yang dinilai sewenang-wenang. Di depan rumah rakyat ini massa tampak sedikit lega dan mempercayai DPRD Lebong untuk menyelesaikan polemik yang sedang terjadi.
“Kami yakin bapak-bapak yang duduk di DPRD Lebong ini akan memihak ke rakyat, kami yakin kalian adalah wakil terbaik kami, kami minta segera selesaikan polemik ini,” ungkap Darmadi, salah satu orator dari Dinas Sosial.
Siang itu, DPRD Lebong yang menjumpai para massa aksi berjanji akan segera memanggil Plt bupati untuk mempertanyakan terkait kebijakannya yang dituding semena-mena itu. DPRD juga berjanji akan mengajak Plt Bupati Lebong duduk bersama untuk mencari solusi atas polemik yang terjadi.
“Kami juga sudah geram dengan polemik yang terjadi selama ini, ini harus segera diselesaikan. Dalam waktu dekat kami akan panggil Plt bupati,” kata ketua komisi I, Sri Wijaya.
Pada kesempatan itu pula para aksi massa menyerahkan kunci ruang kerja Plt bupati yang sebelumnya digembok dengan menggunakan rantai. Kunci tersebut diterima langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Lebong, Sri Wijaya. Di saat penyerahan kunci, massa yang berada di luar pagar berteriak “RANTAI KUYUK DA PAK DEWAN” yang artinya bahwa rantai yang digunakan untuk menggembok ruang kerja Plt Bupati itu adalah rantai anjing. (PLS)
Baca juga: