GO BENGKULU, LEBONG – Beberapa waktu lalu beredar informasi Bupati Lebong, Kopli Ansori jarang ngantor, bahkan belakangan terakhir setiap disambangi ke kantornya selalu ada tulisan “BUPATI KELUAR” di depan pintu ruangannya.
Usut punya usut, rupanya bupati termuda se-Provinsi Bengkulu ini memang enggan duduk-duduk manis di ruang ber-AC dan hanya menerima laporan dari anak buahnya saja. Dia lebih memilih turun ke desa-desa untuk melihat masyarakatnya yang saat ini sedang giat melaksanakan MT-II (Musim Tanam ke II).
Dibincangi awak gobengkulu.com, Selasa (30/5/2023) pagi, bupati menuturkan, dirinya sengaja turun ke desa-desa untuk melihat kegiatan masyarakat yang saat ini sedang menggalakkan MT-II. Kata dia, seorang pemimpin tidak boleh hanya duduk-duduk manis di belakang meja dan ruang ber-AC. Seorang pemimpin harus turun membaur dengan masyarakatnya. Dengan demikian maka dia (Pemimpin, red) akan tahu apa yang dialami oleh masyarakat.
“Saya menyerukan agar masyarakat menggalakkan MT-II, jadi saya pun harus ikut turun ke sawah, saya harus tahu kendalanya apa, keluhannya apa, sehingga saya pun bisa langsung mencarikan solusi. Jika hanya menerima laporan tentu semuanya akan baik-baik saja,” cetusnya.
Dia menambahkan, dengan sering membaur di tengah masyarakat saja belum tentu semua aspirasi bisa terserap, apalagi hanya duduk-duduk manis di kantor. Seorang bupati merupakan pemimpin yang mendapat amanah dari masyarakat. Oleh sebab itu, dia pun harus mengabdikan diri sepenuhnya untuk masyarakat.
“Saya bisa saja memerintahkan atau meminta informasi dari bawahan saya, tapi saya yakin tidak banyak yang berani melaporkan kondisi yang sebenarnya jika ada sesuatu yang tidak sesuai harapan,” bebernya.
Lanjut bupati, keberhasilan program Pemerintah Daerah akan terwujud jika, seorang pemimpin (Bupati, red) beserta Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) rajin turun ke lapangan. Tujuannya bukan saja untuk menyerap aspirasi masyarakat tetapi juga untuk melihat langsung realisasi target program pada masing-masing OPD, apakah sesuai laporan bawahan atau tidak.
“Kita mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap program-program yang dilaksanakan, jangan hanya di belakang meja, pasang telinga, buka mata dan langsung tanggapi dengan mengambil tindakan,” imbuhnya.
Di akhir perbincangan bupati menuturkan, tidak banyak masyarakat yang berani atau mempunyai akses datang langsung untuk menemui kepala daerah di kantornya. Mereka pasti punya keterbatasan, padahal banyak hal yang ingin mereka sampaikan. Dengan sering turun ke tengah masyarakat maka mereka pun akan leluasa untuk menyampaikan aspirasinya.
”Bukannya saya tidak percaya dengan pejabat saya, tapi ini juga contoh untuk para kepala OPD agar jangan hanya duduk-duduk di kantor, suara masyarakat itu jujur, mereka akan menyampaikan kondisi yang sebenarnya apa yang mereka alami. Jadi, kalau kita mendengar langsung kita pun bisa langsung mengambil tindakan,” tandasnya.
Terpantau hari ini, Selasa (30/52023), bupati didampingi Wakil Bupati, Fahrurrozi beserta Forkopimda berikut kepala OPD dan jajarannya beramai-ramai datang ke areal persawahan Desa Magelang Baru, Kecamatan Lebong Tengah untuk melaunching tanam perdana MT-II di desa tersebut. Tampak bupati bersama rombongan turun langsung ke sawah dan ikut menanam padi bersama warga tanda dimulainya MT-II di desa tersebut. Masyarakat pun tampak begitu antusias menyambut kedatangan bupati dan mengaku semangat mereka kian bergelora untuk menjalankan program MT-II dengan dilihat langsung oleh orang nomor satu di negeri Swarang Patang Stumang itu. (YF)