GO BENGKULU, LEBONG – Ada yang janggal terjadi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lebong, Jumat (27/1/2023) sore. Sekira pukul 14.00 WIB, terpantau di lokasi kantor tersebut berdatangan para tenaga pendidik (Guru, red) dari berbagai tingkatan sekolah dengan mengenakan jas warna hitam serta kemeja putih. Puluhan tenaga pendidik itu tampak satu persatu masuk ke kantor dengan pemeriksaan ketat oleh security agar meninggalkan handpone di meja penjagaan/resepsionis.
Melihat kondisi tersebut, puluhan wartawan pun berupaya masuk untuk melihat kegiatan apa yang sedang dilaksanakan di kantor tersebut. Ironisnya, niat wartawan yang ingin meliput kegiatan tersebut dihalangi oleh security yang berjaga. Security tidak memperbolehkan satupun wartawan masuk dengan dalih tidak diperbolehkan oleh kepala dinas (Kadis), Elvian Komar.
“Maaf pak tidak boleh masuk. Kami hanya menjalankan perintah Kadis,” kata security yang berjaga.
Karena tidak diperbolehkan masuk, akhirnya puluhan wartawan terpaksa menunggu di luar kantor. Selang beberapa jam, acara selesai dan tampak puluhan tenaga pendidik yang tadinya dikumpulkan di aula Dikbud keluar lalu antri untuk mengambil handpone yang tadinya dititipkan di meja resepsionis.
Tak ingin kehilangan informasi, wartawan kembali berupaya masuk menemui kepala dinas untuk konfirmasi, tapi tetap saja dihalangi oleh security yang berjaga. Perdebatan pun tak terelakkan hingga akhirnya security dengan berat hati mengizinkan wartawan untuk masuk.
“Saya cuma menjalankan perintah pak. Sekarang acara sudah selesai, silahkan masuk,” katanya.
Sempat menunggu hingga puluhan menit, akhirnya Kadis pun berhasil ditemui. Kepada awak media yang berhasil masuk ke ruangannya Kadis mengaku tidak pernah memerintahkan security untuk menghalangi wartawan masuk. Dia mengaku tidak tahu menahu dengan kejadian di luar karena fokus pada acara di dalam.
“Saya tidak pernah memerintahkan, tapi mungkin karena mereka melihat ruangan kita tidak memadai, ini hanya miss komunikasi,” dalih Elvian.
Ditanya terkait kegiatan apa yang baru saja dilangsungkan sehingga harus dijaga ketat itu, Elvian mengaku hanya kegiatan biasa sebatas penyerahan SK (Surat Keputusan) pengangkatan dan pemberhentian kepala sekolah. Dia meyakinkan para awak media tidak ada yang sengaja ditutup-tutupi pada kegiatan tersebut, dia menyebut apa yang terjadi itu hanya miss komunikasi.
“Tidak ada yang kita sembunyikan, hanya penyerahan SK saja itu pun kita lakukan secara simbolis,” jelasnya.
Hanya saja, Elvian tampak masih enggan membocorkan daftar nama-nama tenaga pendidik yang menerima SK baru hari itu, Elvian meminta agar awak media bersabar hingga Senin (30/1/2022) pekan depan. Elvian cuma menyebut jumlah secara global, yakni, sebanyak 31 orang. Dari 31 orang itu, jelas Elvin, 18 orang menggantikan Kepsek yang diberhentikan, kemudian 13 orang lainnya pengangkatan baru untuk mengisi kekosongan.
“Nanti saja, tunggu Senin baru kita serahkan SK-nya. Saya tidak hafal nama-namanya,” elak Elvian. (FR)