GO BENGKULU, LEBONG – Belum luput dari ingatan kita kejadian tragis di Desa Lebong Tambang, Kecamatan Lebong Utara sepekan yang lalu, tepatnya pada Sabtu 23 Juli. Pada hari itu kabel jaringan listrik PLN menewaskan salah satu penambang di desa tersebut. Korban diduga menyenggol kabel jaringan listrik PLN yang terkelupas yang tingginya hanya beberapa meter saja dari tanah. Pada tragedi tersebut pihak PLN enggan bertanggung jawab dan berdalih kondisi kabel yang tingginya hanya beberapa meter dari tanah itu bukanlah standar PLN bahkan dia menduga kabel tersebut bukanlah pasangan dari teknisi PLN. Padahal, di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara) di temukan jaringan kabel listrik semrawut dan tanpa tiang listrik.
Baca juga: Diduga Minim Perawatan, Kabel Listrik PLN Renggut Nyawa Warga Lebong
Hasil pantauan gobengkulu.com, rupanya bukan hanya di Desa Lebong Tambang saja yang terdapat kabel jaringan listrik PLN yang semrawut, kondisi serupa juga terdapat di Desa Daneu, Kecamatan Lebong Atas, tepatnya di sepanjang jalan di belakang kantor Kejari Lebong menuju bundaran areal perkantoran jalur 2. Di sepanjang jalan yang sudah mulai padat penduduk itu tidak satu pun ditemukan tiang listrik permanen, yang ada hanya kabel jaringan yang hanya ditopang dengan tiang bambu dan ada pula yang disangkutkan di pohon-pohon liar yang terdapat di sisi jalan.
Terkait kondisi itu, salah satu warga setempat, Riko, meminta agar pihak PLN dapat segera menyediakan tiang listrik yang layak untuk kabel jaringan distribusi sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dia menilai, pihak PLN terkesan lalai dan seolah sengaja menggunakan tiang dari bambu agar tidak mengeluarkan dana lebih untuk pengadaan tiang listrik sebagaimana mestinya tanpa memperhatikan standar keselamatan orang banyak.
“Kalo jarak dekat dan bukan di pinggir jalan umum mungkin masih bisa dimaklumi, tapi ini panjangnya ratusan meter dan di pinggir jalan perlintasan, kan bahaya. Bagaimana kalau seandainya tiang bambu ini roboh saat ada warga yang lewat, apa tidak fatal akibatnya,” cetus Riko.
Dia menambahkan, pihak PLN jangan hanya menekan kewajiban pelanggan agar bayar tepat waktu, sementara pelayanan terhadap masyarakat sangat minim, bahkan jaringan kabel yang disediakan rentan mengancam keselamatan warga.
“Nanti seandainya ada apa-apa pasti masyarakat yang disalahkan, padahal kelalaian sejak awal dari pihak PLN,” tambahnya.
Sementara itu, manajer PLN Muara Aman, M Rizal Alfian, ketika dikonfirmasi via pesan whatsapp Kamis (28/7/2022) malam, hingga berita ini diterbitkan belum memberikan respons. (YF)