GO BENGKULU, LEBONG – Warga Desa Turan Tiging, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, mengeluhkan pertumbuhan tanaman padi di wilayahnya. Sejumlah petani setempat mengaku sekitar 40 hektar sawah di wilayahnya terancam gagal panen akibat serangan hama dan minimnya perhatian dari pemerintah.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Turan Tiging, Anton Sugiarto, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan keluhan para petani kepada PPL (Petugas Penyuluh Pertanian), tapi sayangnya keluhan yang disampaikannya itu tidak pernah direspons oleh Dinas Pertanian. Terbukti, sudah hampir 3 bulan usia padi bahkan hampir masuk usia panen pihak dari Dinas Pertanian belum pernah turun ke lapangan (Areal Persawahan, red) untuk meninjau atau pun memberi solusi.
“Sejak dari awal kami sudah sampaikan kondisi ini ke PPL, bahkan kami pernah mengajak dia (PPL, red) turun ke lapangan untuk melihat langsung, tapi tetap saja tidak ada tindakan dari pihak Dinas (Pertanian, red),” keluh Kades, Selasa (17/5/2022).
Menurutnya, jika permasalahan tersebut (Hama, red) ditangani sejak dari awal, hama tidak mungkin akan menyebar seperti kondisi sekarang ini. Dia mengaku sebagian besar tanaman padi di wilayahnya diserang hama walang sangit yang mengakibatkan buah padi banyak yang tidak berisi.
“Gimana mau MT-II, MT-I saja kami sudah gagal tanpa ada solusi,” ujar Kades.
Dia pun mengaku kecewa dengan PPL yang bertugas di wilayahnya itu yang seolah tidak ada peran dan tidak membawa solusi bagi petani. Bahkan dia menyebut, PPL yang bertugas di wilayahnya hanya makan gaji buta karena dinilai kurang aktif dalam menjalankan tugas penyuluhannya.
“Kami minta pihak Dinas Pertanian bisa mengevaluasi kinerja PPL di wilayah kami ini. Kami butuh PPL yang aktif ke lapangan sebagai tempat kami diskusi dan juga sebagai penyambung lidah kami ke Dinas Pertanian terkait keluhan di lapangan,” pintanya.
Menyikapi kondisi tersebut, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Lebong, Hedi Parindo, yang saat itu turun langsung ke lapangan, mengaku turut prihatin dengan kondisi yang dialami petani setempat. Dia memastikan akan segera memanggil PPL yang bertanggungjawab di wilayah tersebut untuk dimintai keterangan. Dia pun memastikan akan mengevaluasi kinerja PPL agar lebih bermanfaat bagi petani.
“Kita akan panggil (PPL, red), dan saya pastikan akan mengevaluasi kinerjanya,” kata Hedi.
Ironisnya, Hedi mengaku baru saja mengetahui kondisi tersebut. Dia mengaku belum pernah mendapat laporan, baik dari petani, kades atau pun dari PPL yang bertugas di wilayah tersebut.
“Saya baru tahu hari ini, selama ini saya tidak pernah menerima laporan. Tadinya saya kira ini MT-II, rupanya baru MT-I,” cetusnya.
Lebih jauh dia juga memastikan akan segera mengambil tindakan penanganan atas kondisi tersebut, mulai dari penanganan hama hingga tindakan lainnya dengan harapan hasil panen akan maksimal.
“Akan segera kita tangani sesuai dengan jenis hama dan tingkat serangannya. Jadi, sistem penanganannya pun nanti akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lebong, Fahrurrozi, yang juga turut turun ke lapangan mengatakan, kondisi demikian itu tidak bisa dibiarkan dan harus segera ditangani. Dia pun langsung menginstruksikan kepada Plt Kepala Dinas Pertanian agar segera mencari solusi dan mengambil tindakan penanganan agar hama tidak menyebar lebih luas lagi.
“Ini tidak boleh berlarut-larut, dalam waktu dekat saya minta permasalahan ini segera ditangani. Kepada PPL yang bertugas di lapangan saya minta agar lebih aktif berkomunikasi dan melihat kondisi petani selanjutnya melaporkan ke Dinas,” tegasnya. (Pls)