GO BENGKULU, LEBONG – Statement Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR-Hub Lebong, Haris Santoso, ST, di salah satu media lokal beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Haris Santoso menyebut DPRD Lebong memberikan statement yang tidak berdasar alias Asbun (Asal Bunyi) terkait pengalihan jalan Tanjung Agung-Danau Liang yang dialihkan ke Tanjung Agung-Nangai Tayau pada tahun 2021 silam. Menurut Haris Santoso, pengalihan jalan yang dilakukannya itu sudah sesuai regulasi dan menurutnya jalan ke arah Nangai Tayau tersebut masih 1 link dengan jalan Tanjung Agung-Danau Liang.
“Kita sangat menyayangkan statement tidak berdasarkan yang disampaikan anggota DPRD Lebong pada ruang publik seperti itu. karena statement tersebut dapat memicu terjadinya polemik di tengah masyarakat khususnya bagi warga yang tidak mengetahui secara persis duduk persoalan sebenarnya,” ujar pria yang akrab disapa Toso itu, dikutip dari radarlebong.rakyatbengkulu.com, yang tayang pada Sabtu, 5 Maret 2022.
Statement Haris Santoso tersebut rupanya memicu ketersinggungan para anggota legislatif Kabupaten Lebong. Hari ini, Senin (21/3/2022), Toso, dipanggil anggota legislatif Lebong untuk diminta klarifikasi atas pernyataannya yang terkesan telah mengkerdilkan lembaga perwakilan rakyat itu. Toso tampak datang sendiri dan langsung masuk ke ruang rapat internal DPRD Lebong. Terdengar Haris Santoso sedikit bicara dan sempat berkilah atas pernyataan yang pernah disampaikannya itu. setelah terdesak, akhirnya dia pun mengakui bahwa dia memang pernah menyebut dewan Lebong Asbun dan dia pun menyampaikan ucapan permohonan maaf atas pernyataannya itu.
Tapi rupanya pernyataan permohonan maafnya itu tidak mendinginkan suasana hati para anggota dewan yang hadir. Terdengar dari luar ruang rapat, Toso dicecar beberapa pertanyaan terkait pernyataannya itu. Bahkan dari luar ruangan terdengar suhu rapat kian memanas dan terdengar suara gebrakan meja yang mengisyaratkan emosi salah satu anggota dewan kian memuncak.
Dikonfirmasi awak gobengkulu.com, Ketua DPRD Lebong, Carles Ronsen, membenarkan pemanggilan Haris Santoso tersebut terkait pernyataannya (Toso, red) di salah satu media yang menyebut DPRD Lebong Asbun beberapa waktu lalu.
“Iya, dia (Toso, red) mengakui dirinya pernah menyebut kita Asbun dan dia juga langsung minta maaf. Sebenarnya hari ini kita juga mau langsung membahas terkait pengalihan pembangunan jalan tersebut tapi dia tidak bisa menjelaskan secara rinci karena dia mengaku masih ada pimpinan,” kata ketua.
Lanjut Carles, pihaknya akan menjadwalkan kembali pemanggilan terhadap Dinas PUPR untuk membahas status pengalihan jalan yang dilakukannya itu. Bukan hanya Dinas PUPR, Carles juga mengaku akan melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebong, Bappeda dan Inspektorat.
“Nanti kita juga akan mengundang beberapa pihak, seperti Sekda, Bappeda dan Inspektorat, kita akan bedah secara rinci apakah benar sudah sesuai aturan atau bagaimana,” cetusnya.
Senada juga disampaikan oleh salah satu anggota DPRD dari partai Demokrat, Rinto Putra Cahyo, dia menyebut pemanggilan hari ini lebih fokus pada pernyataan yang disampaikan oleh Haris Santoso yang menyebut dewan Lebong Asbun. Untuk pembahasan permasalahan pengalihan jalan dia mengaku akan dijadwalkan pada pertemuan berikutnya dengan melibatkan banyak pihak yang terkait.
“Mungkin dalam minggu ini kita akan undang lagi, mulai dari Sekda, Bappeda, Inspektorat dan Dinas PUPR,” kata Rinto. (FR)