GO BENGKULU, LEBONG – Sejumlah petani di Kabupaten Lebong mengeluh akan kelangkaan pupuk subsidi. Keluhan ini disampaikan oleh sejumlah petani padi yang baru saja mulai turun tanam (MT I). Mereka mengaku, di agen-agen resmi yang ada di wilayahnya pupuk yang diharapkannya itu tidak tersedia. Bahkan mereka mengklaim ada indikasi agen nakal yang terkesan tebang pilih.
“Bagaimana kita mau tanam 2 kali setahun, untuk tanam satu kali saja kita kesulitan pupuk,” ujar sejumlah petani yang berhasil dibincangi awak gobengkulu.com baru-baru ini.
Menariknya ada pula petani yang mengaku dirinya dipersyaratkan oleh oknum agen pupuk jika mau mendapatkan pupuk subsidi harus membayarnya dengan padi pada saat panen nanti.
“Pernah juga saya dengar dari kawan-kawan petani kalau mau pupuk tidak boleh bayar cash, tapi harus dibayar dengan padi waktu panen nanti, kalu tidak salah 1 sak pupuk harus dibayar dengan 1 karung padi,” bebernya.
Perihal kelangkaan pupuk ini ditanggapi oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lebong, Hedi Parindo. Menurutnya, ketersediaan pupuk di Kabupaten Lebong cukup sesuai dengan permintaan tahun lalu. Bahkan dia mengklaim Pupuk sudah di distribusikan ke masing-masing agen setiap wilayah dan sudah bisa didapatkan oleh para petani.
“Kalau masalah ketersediaan pupuk setahu saya aman, kuota yang masuk sesuai dengan permintaan kita tahun lalu,” ujar Kadis, saat dibincangi Jumat (14/1/2022) siang.
Terkait banyak petani yang mengeluh akan kelangkaan pupuk, Kadis berkilah, kemungkinan mereka (Petani, red) tidak tergabung dalam kelompok tani. Karena, jelas Kadis, yang berhak mendapatkan pupuk subsidi adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani aktif.
“Jika tidak tergabung dalam kelompok tani, tentu saja mereka tidak berhak mendapatkan pupuk subsidi, karena yang kita minta adalah kuota untuk petani kita yang tergabung dalam kelompok tani,” jelasnya.
Untuk itu, Kadis mengimbau kepada petani agar membuat atau bergabung dalam kelompok tani agar bisa mendapatkan pupuk subsidi. Dia juga menyebut, kuota pupuk yang diminta adalah sesuai dengan data permintaan masing-masing kelompok tani.
“Saya mengimbau para petani agar membuat atau bergabung dalam kelompok tani, karena kebutuhan yang kita minta sesuai dengan data kelompok,” tandasnya. (YF)