/
/
headlinehukum-peristiwaLebong

Atlet Lebong Kecelakaan, Banyak Pihak “Lepas Tangan”

2406
×

Atlet Lebong Kecelakaan, Banyak Pihak “Lepas Tangan”

Sebarkan artikel ini
Atlet Lebong Kecelakaan, Banyak Pihak Lepas Tangan

GO BENGKULU, LEBONG – Kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan 10 pelajar Kabupaten Lebong Senin (22/11/2021) lalu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Pasalnya, sejauh ini belum ada pihak yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Beberapa pihak terkesan mengelak dan seolah lepas tanggung jawab atas musibah yang menimpa 10 orang atlet yang baru saja berjuang mengharumkan nama Kabupaten Lebong itu. Dari 10 orang korban, 6 di antaranya merupakan siswa di SMA Negeri 5 Lebong, 1 orang siswa SMA Negeri 1 Lebong, dan 3 lainnya adalah siswa SD dan SMP.

Ironisnya, beberapa pihak mengklaim perlombaan tersebut tidak mendapat izin dari pihak sekolah bahkan pihak PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) dituding tidak pernah koordinasi untuk memberangkatkan para atlet tersebut.

Seperti yang diakui oleh Kepala SMA Negeri 5 Lebong, Ferdian Midas, M. Pd, memang sebelumnya para siswanya pernah minta izin untuk ikut perlombaan renang di Bengkulu, tapi pihaknya tidak memberi izin karena penyelenggara kegiatan (PRSI Provinsi, red) tidak pernah koordinasi dengan pihak sekolah.

“Memang sebelum keberangkatan itu, ada pelajar kita yang meminta izin untuk mengikuti lomba tersebut dan kami (sekolah, red) tidak memberikan izin kepada mereka karena penyelenggara kegiatan yakni PRSI Provinsi Bengkulu tidak ada koordinasi dengan kami. Kalaupun mereka berangkat mengikuti lomba tersebut, itu di luar dari tanggung jawab kita (sekolah, red),” ujar pria yang akrab disapa Yayan tersebut, dikutip dari radarlebong.rakyatbengkulu.com.

Menurutnya, kejadian itu menjadi tanggung jawab pihak PRSI, karena keberangkatan siswa tersebut tidak ada koordinasi dengan pihaknya.

“Ke depan, kami berharap PRSI berkoordinasi kalau memang ada kegiatan yang berkaitan dengan para atlet-atlet di Kabupaten Lebong, sehingga tidak terulangnya peristiwa seperti ini,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Harian PRSI Lebong, Ronaldi, S.Pd, dirinya mengaku tidak tahu ada kegiatan perlombaan yang diselenggarakan oleh PRSI Provinsi. Bahkan dirinya mengaku mengetahui informasi tersebut setelah adanya pemberitaan di media.

“Saya tidak tahu kalau ada atlet renang Kabupaten Lebong yang mengikuti kompetisi lomba renang di Bengkulu. Ini pun saya baru tahu setelah melihat berita dan informasi yang disampaikan wartawan,” kata Ronaldi, Rabu (24/11).

 

Versi Berliyan

Sementara itu, Sekretaris PRSI Lebong, Berliyan Nando, S.Pd, sangat menyayangkan statement yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 5 dan Ketua Harian PRSI Lebong, yang mengaku tidak tahu menahu tentang keberangkatan 10 atlet yang terlibat kecelakaan itu. Berliyan menceritakan, sebelum berangkat dirinya sudah menyampaikan surat ke pihak sekolah dan sudah pamit secara lisan, pihak sekolah mengizinkan. Bukan hanya memberi izin, pihak sekolah juga memberi uang saku kepada para peserta didiknya sebelum berangkat. Jadi, jika ada pihak yang mengaku tidak adanya koordinasi dan tidak pamit, menurutnya itu adalah salah satu bentuk ingin lepas tangan dan pastinya orang tersebut bisa dikatakan lupa ingatan.

“Saya sudah pamit kok dengan Kepsek, malah sebelum berangkat Kepsek SMAN 5 kasih uang saku kepada 6 siswanya sebesar Rp 600 ribu, begitu pun SMAN 1 Lebong, nyumbang Rp 300 ribu,” papar Berliyan, Kamis (25/11/2021).

Bukan hanya pihak sekolah, lanjut Berliyan, sebelum berangkat dia juga sudah menyampaikan kepada Ketua Harian PRSI Lebong melalui telepon tapi pada waktu itu Ketua Harian kurang respons. Kemudian, Berliyan juga mengaku sudah menghubungi Ketua KONI untuk meminjam fasilitas kendaraan untuk membawa 10 atlet tersebut, tapi Ketua KONI mengaku tidak ada dan mengaku anggaran KONI sudah habis.

“Lucu, kok mereka semua ngaku tidak tahu? Sebelum berangkat saya sudah koordinasi dengan banyak pihak bahkan saya juga sudah menemui pihak Disparpora Lebong, jadi kurang koordinasi bagaimana lagi,” keluh Berliyan.

Ditanyai terkait kepulangan para korban tanpa didampingi olehnya, Berliyan berdalih sudah melarang agar tidak berangkat malam itu karena sudah malam dan dia masih ada urusan di Bengkulu. Tapi para atlet bersikeras ingin pulang karena harus masuk sekolah esoknya (Senin, red).

“Kami keluar dari kolam renang sekitar pukul 18.00 WIB, dan waktu itu saya sudah melarang agar tidak berangkat malam itu tapi mereka masih ngotot karena besoknya harus masuk sekolah. Saya memang tidak serempak karena saya masih ada urusan, saya pulangnya pagi Senin lewat Utara juga,” jelasnya.

Data terhimpun, 10 orang korban yang terlibat kecelakaan beberapa hari lalu itu adalah atlet renang asal Lebong yang baru saja pulang mengikuti ajang “Kejuaraan Renang antar Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bengkulu tahun 2021” dalam rangka memperebutkan piala bergilir Gubernur Bengkulu. Perlombaan diselenggarakan pada Minggu 21 November di kolam renang Raflesia Bengkulu. Para atlet ini berangkat ke Bengkulu didampingi oleh Sekretaris PRSI Lebong, Berliyan Nando, S.Pd. (FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *