/
/
headlinehukum-peristiwaLebong

Tanpa Guru Pendamping, Mobil Atlet Lebong Masuk Jurang

473
×

Tanpa Guru Pendamping, Mobil Atlet Lebong Masuk Jurang

Sebarkan artikel ini
mobil masuk jurang

GO BENGKULU, LEBONG – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Desa Taba Baru, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, pada Senin (22/11/2021) dini hari. Kecelakaan yang terjadi dini hari itu melibatkan mobil Avanza Veloz warna putih dengan nomor polisi BE 2707 CX yang ditumpangi 10 orang yang masih berstatus sebagai pelajar. Data terhimpun, 10 orang tersebut merupakan atlet renang asal Kabupaten Lebong yang baru saja pulang dari Kota Bengkulu.

Kapolres Lebong, AKBP. Ichsan Nur, S.I.K., melalui Kasat Lantas, AKP. Lilik Sucipto, membenarkan kejadian tersebut. Diceritakan oleh Lilik, kejadian nahas itu terjadi sekira pukul 00.00 WIB dini hari. Saat itu mereka baru saja pulang dari Kota Bengkulu, menuju Kabupaten Lebong. Setibanya di TKP (Tempat Kejadian Perkara) kondisi jalan menikung ke kiri dan diduga si sopir hilang kendali sehingga mobil yang dikemudinya melaju ke lajur kanan dan terperosok masuk ke sungai di bawah jembatan di lokasi tersebut.

“Diduga sopir hilang kendali sehingga mobil yang dikemudinya melaju ke lajur kanan dan terperosok masuk ke sungai,” ujar Kasat.

Lilik menambahkan, tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut, beberapa orang mengalami luka ringan dan ada juga yang mengalami luka berat, bahkan ada 1 orang di antara mereka yang terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu karena mengalami luka yang cukup parah.

“Tidak ada korban jiwa, sebagian besar mengalami luka-luka, ada yang luka robek di kepala, lecet di pipi, di kening, keseleo di paha, dan ada juga yang patah tulang bahkan ada juga yang mengalami cedera berat di kepala dan kesadaran menurun sehingga terpaksa dilarikan ke RS M Yunus Bengkulu,” paparnya.

Lebih jauh Lilik menjelaskan, kejadian Laka lantas yang terjadi dini hari tadi itu semua penumpang adalah anak yang masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar. Bahkan dia sangat menyayangkan mobil yang terlibat kecelakaan itu dikemudi oleh anak yang masih di bawah umur. Parahnya lagi, perjalanan mereka (Korban, red) dari Kota Bengkulu menuju Lebong tanpa didampingi oleh guru pendamping. Para pelajar tersebut pulang ke Lebong lewat Bengkulu Utara, sedangkan para guru pendamping pulang lewat Curup.

“Sangat disayangkan mereka dibiarkan pulang sendiri tanpa didampingi gurunya. Mereka terpisah, guru pendamping pulang lewat Curup, sedangkan para korban ini pulang lewat Bengkulu Utara,” tandasnya. (YF)

 (YF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *