GO BENGKULU, LEBONG – Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Tebo Emas (PDAM TTE) yang mengalami kekosongan pimpinan sejak 2 tahun lalu sepertinya masih akan kembali dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur. Pasalnya, sejak dibuka pendaftaran untuk lelang jabatan direktur selama 20 hari sejak 6 Juli lalu, didapati hanya 5 berkas pelamar yang masuk. Dari 5 berkas tersebut, setelah dilakukan verifikasi administrasi ternyata hanya 2 orang saja yang memenuhi syarat, sementara 3 lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS).
Karena masih kurang dari 3 orang pelamar yang memenuhi syarat, akhirnya panitia seleksi (Pansel) memperpanjang masa pendaftaran selama 2 bulan, yakni hingga 8 Oktober besok. Hanya saja, kendati sudah dilakukan perpanjang selama 2 bulan ternyata tetap saja tidak ada berkas pelamar baru yang masuk.
“Sampai dengan hari ini hanya 2 berkas pelamar yang memenuhi syarat, tapi waktu masih ada walaupun hanya menyisakan 1 hari tapi kita tetap akan menunggu, siapa tahu ada berkas pelamar baru yang masuk,” ujar ketua Pansel, H. Mustarani Abidin, SH., M.Si, Rabu (7/10/2021).
Dia menambahkan, jika sampai dengan batas akhir pendaftaran tetap tidak ada tambahan pelamar, maka tidak menutup kemungkinan pihaknya hanya akan memproses 2 berkas itu saja untuk lanjut ke tahapan berikutnya. Karena di aturan secara umum lelang, apabila setelah di perpanjang waktu pendaftaran tetap tidak ada tambahan pelamar, maka 2 peserta saja tetap diperbolehkan. Namun demikian, dia mengaku akan tetap berkoordinasi dengan bupati dan tetap menunggu petunjuk selanjutnya.
“Jika tidak ada lagi tambahan pelamar, kenapa tidak kita berdayakan saja 2 pelamar itu, untuk itu nanti saya akan laporkan kepada Bupati untuk petunjuk selanjutnya,” terangnya.
Data terhimpun, sebelumnya Pansel sempat menerima lima berkas lamaran. Namun hanya dua yang dinyatakan lulus administrasi. Adapun Keduanya yaitu Muhamad Satar dari Kabupaten Rejang Lebong dan Ahmad Nura’in yang saat ini menjabat sebagai Plt. Direktur PDAM Tirta Tebo Emas. Untuk diketahui, PDAM TTE ini sudah berdiri di Kabupaten Lebong sekitar 15 tahun lalu. Sayangnya, kendati kerap mendapat suplai modal dari pemerintah tapi perusahaan daerah yang bergerak di bidang air bersih ini kabarnya selalu merugi bahkan untuk membayar gaji karyawannya sendiri pun sudah tidak sanggup. (YF)
Baca juga: