GO BENGKULU, LEBONG – Salah satu upaya pemerintah agar masyarakat terhindar dari wabah Covid-19 adalah dengan menggalakkan program vaksinasi. Vaksinasi itu sendiri diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat tanpa dipungut biaya. Sebelumnya terjadi pro kontra di tengah masyarakat akan keamanan vaksin sinovac bahkan tidak sedikit ada yang berasumsi vaksin tersebut akan berdampak negatif pada tubuh. Setelah diberikan sosialisasi dan edukasi, akhirnya banyak yang menyadari bahwa vaksin Sinovac bukanlah obat yang berbahaya tapi merupakan obat yang bisa menguatkan imun tubuh agar terhindar dari wabah Covid-19.
Hanya saja, setelah masyarakat mulai menyadari akan manfaat vaksin, pemerintah malah kelabakan akan ketersediaan stok vaksin. Seperti yang terjadi di Kabupaten Lebong, hingga saat ini capaian vaksinasi masih sangat jauh dari target, bahkan persentasenya masih di bawah 20 persen.
Seperti diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Lebong, Rachman, SKM, salah satu penyebab lambannya capaian vaksin di Kabupaten Lebong adalah ketersediaan vaksin. Rachman menyebut, secara keseluruhan total kebutuhan vaksin di Kabupaten adalah sekitar 15.000 vial yang akan diberikan kepada 75 ribu sasaran. Sementara, capaian saat ini baru sebatas 13.229 sasaran atau sekitar 17,6 persen.
“Kita terkendala di ketersediaan vaksin, yang mau vaksin banyak, petugas kita juga siap, tapi vaksinnya yang sering tersendat,” kata Rachman, Rabu (4/8/2021).
Dia juga menjelaskan, pihaknya hanya menunggu pendistribusian dari pemerintah Provinsi. Sementara pemerintah Provinsi juga menunggu dari Pemerintah Pusat. Untuk program vaksin ini sendiri, lanjut Rachman menjelaskan, pemerintah daerah tidak diperkenankan untuk membeli sendiri tapi harus menunggu kiriman dari pemerintah pusat.
“Kita tidak boleh beli sendiri. Dari pusat disalurkan ke Provinsi, kemudian akan disalurkan lagi oleh Provinsi ke masing-masing kabupaten. Itu pun jumlahnya terbatas dan akan dibagi secara proporsional terhadap kabupaten-kabupaten lain yang juga membutuhkan,” jelasnya. (YF)