GO BENGKULU, LEBONG – Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lebong untuk memutus tali rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan mendirikan posko penjagaan di 2 pintu masuk ke Kabupaten Lebong, yakni di Desa Biyoa Sengok, Kecamatan Rimbo Pengadang, dan Desa Tik Tebing, Kecamatan Lebong Atas. Setiap orang yang akan masuk ke Kabupaten Lebong wajib diswab di tempat untuk mengetahui yang bersangkutan dalam keadaan sehat atau ada indikasi Covid-19.
Terkait hal itu, beberapa nara sumber (narsum,red) yang berhasil dibincangi awak gobengkulu.com, mendukung penuh langkah tersebut. Salah satu narsum menyebut, Lebong adalah satu-satunya daerah yang memberlakukan penyekatan dan tes swab di tempat. Langkah tersebut memang lain dari yang lain, apa lagi dengan kondisi Kabupaten Lebong saat ini yang masih tergolong zona orange, jika pun ada juga yang terpapar masih termasuk kategori ringan.
“Saya selaku masyarakat mengapresiasi langkah yang diambil Pemkab Lebong, ini adalah langkah pencegahan dini, jika dilaksanakan dengan baik maka hasilnya pun akan maksimal dan Covid-19 tidak akan masuk ke Kabupaten Lebong,” ungkap Rahmat, kepada awak gobengkulu.com, saat dirinya menjenguk keluarganya di RSUD Lebong, Selasa (27/7).
Namun demikian, dia juga berharap jangan hanya pengetatan di perbatasan tapi juga pelayanan di fasilitas kesehatan juga harus ditingkatkan. Seperti ketersediaan obat-obatan dan pelayanan lainnya. Jangan sampai sibuk mengurusi perbatasan sementara yang sudah terpapar di dalam tidak mendapat pelayanan yang baik. Bahkan dia mengaku sering mendapati ketiadaan obat di apotek RSUD saat membawa resep dari dokter sehingga terpaksa harus beli di luar.
“Ruang isolasi kita sudah siap apa belum, jika ada yang terpapar obat apa dan penanganan seperti apa yang akan diberikan. Jadup (Jaminan hidup, red) nya juga harus segera, jangan sampai isolasi selesai baru jadup datang. Dan yang paling penting adalah oksigen, karena dimana-mana kita lihat banyak yang mengeluh tidak tersedianya oksigen,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lebong, yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur RSUD Lebong, Rachman, SKM, saat dikonfirmasi awak gobengkulu.com, menyanggah jika disebut hanya fokus di posko. Kata Rachman, selain petugas di posko ada juga petugas lain yang aktif melakukan tracking hingga ke desa-desa.
Sejauh ini Rachman mengaku ketersediaan obat dan oksigen di RSUD masih aman. Untuk oksigen ada sekitar 20 tabung yang siap, sementara untuk obat-obat lain juga siap. Namun demikian, Rachman juga mengaku khawatir jika terjadi lonjakan kasus secara serentak karena jumlah tersebut tentu tidak cukup. Dijelaskan Rachman, 1 pasien yang mengalami gangguan pernafasan bisa menghabiskan 5 tabung oksigen dalam 1 hari. Sementara di RSUD Lebong tidak punya alat untuk isi ulang oksigen, jika habis pihaknya terpaksa isi ulang ke luar daerah.
“Sebenarnya kita punya alat untuk isi ulang oksigen, tapi karena lama tidak terpakai alat itu sekarang rusak. Saya sudah perintahkan untuk diservis, komponen yang rusak sudah kami pesan, mungkin dalam waktu dekat alatnya nyampai,” jelas Rachman. (YF)