GO BENGKULU, LEBONG – Jembatan kayu yang menghubungkan antara Dusun I dan Dusun II, Desa Mangkurajo, Kecamatan Lebong Selatan, kondisinya sangat memprihatinkan. Jembatan penghubung yang juga merupakan prasarana utama penunjang transportasi untuk mengangkut hasil pertanian ini tampak sudah usang dan rapuh sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan bagi penggunanya.
Terkait hal itu, Kepala Desa Mangkurajo, Syaeri, meminta perhatian dari Pemerintah agar jembatan kayu yang sudah usang tersebut segera diperbaiki atau jika memungkinkan agar dibangun jembatan baru (Beton, red).
Diakuinya, sejak 4 tahun terakhir jembatan tersebut belum pernah tersentuh perawatan dari Pemerintah Kabupaten, dalam hal ini Dinas PUPR. Bahkan dirinya mengaku sudah berulang kali mengusulkan untuk perbaikan jembatan yang merupakan objek vital di desanya itu, tapi sayang hingga saat ini belum juga ada tanggapan.
“Setiap Musrenbangcam selalu saya usulkan tapi hingga sekarang belum juga dibangun,” kata Syaeri, saat dibincangi awak gobengkulu.com, Sabtu (10/4).

Syaeri juga menceritakan, sekitar tahun 2017 dan 2018 lalu, petugas dari Dinas PUPR pernah dua kali berkunjung ke desanya untuk mengecek kondisi jembatan tersebut. Mereka (Petugas PUPR, red) saat itu mengukur panjang dan lebar jembatan, tapi sayang hingga saat ini belum juga dikerjakan.
“Pernah 2 kali mereka ke sini. Saya kira sudah mau dibangun, rupanya hanya angin surga saja,” cetusnya.
Lanjut Syaeri, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan (Kecelakaan, red), dirinya bersama warga bergotong-royong merehab jembatan tersebut, yakni, mengganti papan alas yang sudah rapuh dengan papan yang baru, kemudian untuk memperkuat pihaknya juga memberi penyanggah di bawah alas jembatan agar kuat menahan beban di saat dilewati kendaraan bermuatan berat.
“Kami gotong royong, swadaya masyarakat merehab jembatan tersebut agar tidak menimbulkan korban. Tambah lagi jalan jembatan tersebut hampir setiap hari dilewati anak sekolah,” ujar Syaeri. (Pls)