GO BENGKULU, LEBONG – Tercatat hingga hari ini, Selasa (2/6), Kabupaten Lebong adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih bertahan di zona hijau, dalam artian belum ada satupun pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu setelah kemarin dikabarkannya Kabupaten Rejang Lebong yang juga sebelumnya terdaftar di zona hijau berubah menjadi merah lantaran ada salah satu warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun hal itu dikhawatirkan tidak akan bertahan lama, dikatakan demikian bukan tanpa alasan, mempertahankan zona hijau bukanlah perkara yang mudah, pos penjagaan di daerah perbatasan yang biasnya dijaga ketat oleh petugas dengan melakukan pendataan dan pemeriksaan suhu badan terhadap siapa saja yang akan masuk ke Kabupaten Lebong tidak lagi berjalan. Terpantau di pos penjagaan yang terletak di Desa Air Dingin, Kecamatan Rimbo Pengadang siang itu sekira pukul 14.00 WIB tidak lagi dilakukan pemeriksaan suhu badan, orang yang akan masuk ke Kabupaten Lebong hanya diimbau untuk cuci tangan dan didata saja tanpa dilakukan pemeriksaan seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.
Salah satu petugas kesehatan yang sedang berjaga di posko tersebut mengaku tidak dilakukannya pemeriksaan suhu badan lantaran alat untuk cek suhu badan atau yang disebut dengan istilah Thermo Gun sedang dalam keadaan rusak. Dia mengaku alat tersebut rusak sejak pukul 11.00 WIB sementara alat cadangan di posko tidak tersedia.
“Alatnya rusak pak, kami lagi menunggu alat pengganti yang diambil dari Kantor Dinas Kesehatan. Sekarang sudah di jalan alatnya,” elak petugas tersebut.
Dia juga mengaku sudah ada sekitar 30 orang yang lewat tanpa pemeriksaan suhu badan.
“Mungkin sekitar 30 orang, tapi mereka semua kami data kok,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Lebong, Rachman, SKM, dikonfirmasi terkait hal itu dia pun tampak gusar dan berusaha menelpon petugas yang sedang berjaga di posko tersebut. Dari pengakuan petugas yang berjaga Rachman pun mendapati jawaban yang sama alat tersebut sedang dalam keadaan rusak dan sedang diambil oleh rekannya ke Dinkes. Ironisnya, alat tersebut tak kunjung tiba hingga pukul 14.30 WIB, jadi diperkirakan ada kecolongan pemeriksaan sekira 4 jam.
“Katanya sudah diambil oleh orang BPBD dari pukul 13.00 WIB tadi, tapi heran kenapa belum nyampai juga sampai sekarang,” ungkap Rachman, sekira pukul 15.00 WIB.
Rachman juga menambahkan, alat pengukur suhu badan (Thermo Gun,red) memang hanya disiapkan 1 unit saja di setiap posko penjagaan. Hal itu untuk menghindari seringnya terjadi kerusakan.
“Alatnya kita stok di Kantor Dinkes, kalau ditarok banyak di posko rusaknya sering bareng. Jadi kalau ada alat yang rusak di posko kita minta petugas untuk segera melapor dan alat pengganti segera kita antar, jangan menunggu lama,” jelas Rachman. (YF)














