GO BENGKULU, LEBONG – Peristiwa memilukan kembali melanda warga Kelurahan Tes, Kecamatan Lebong Selatan, WR siswa kelas XI di salah satu SMK di Kabupaten Lebong ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri di dalam rumahnya. Kejadian yang sempat menghebohkan warga itu terjadi pada Selasa (21/4), sekira pukul 15.50 WIB.
Kronologis kejadian, saat itu diketahui korban tinggal sendiri di rumahnya. Bapak korban sedang berada di Desa Trans Mangkurajo membantu kakak korban yang sedang membangun rumahnya dan sudah satu minggu bermalam di sana (Mangkurajo, red). Sementara ibu korban sejak pagi juga sudah meninggalkan rumah ikut warga motong padi (ngerek, red). Sembari menunggu rumah, korban juga menjemur padi milik ibunya di depan rumah. Dari keterangan tetangga korban, sejak siang korban tidak terlihat keluar rumah.
Sekira pukul 11.00 WIB, korban sempat mengirim pesan melalui aplikasi messenger facebook kepada kakak perempuan korban yang tinggal di Trans Mangkurajo. Korban mengirim pesan permohonan maaf atas perbuatannya dan meminta agar kakaknya menjaga kedua orang tuanya.
Sekira pukul 15.50 WIB, cuaca mulai mendung dan turun hujan, kondisi demikian itu semestinya korban mengangkat jemuran padi miliknya, tapi saat itu korban tetap tidak terlihat keluar dari rumahnya. Melihat korban tak kunjung keluar, akhirnya tetangga korban berinisiatif membantu mengangkat jemuran padi milik korban sembari memanggil korban. Tetap tidak sahutan, tetangga korban merasa aneh lalu mengintip ke dalam rumah dari celah gorden jendela rumah korban. Betapa terkejutnya saat itu, saat melihat ke dalam rumah, korban sudah tergantung dengan menggunakan dasi sekolah miliknya. Kegaduhan pun sontak saja terjadi. Jeritan histeris dari saksi mengundang warga lainnya berdatangan untuk melihat keadaan korban.
“Tadi hari hujan, tapi dio dak segero mengangkat jemuran padinyo. Lalu kami membantu mengangkat jemuran padinyo tu, dan ado jugo yang memanggil dio ke rumah, kami kiro dio tiduk, pas nengok ke dalam nampak dionyo lah tegantung,” cerita sala satu saksi dengan menggunakan logat bahasa setempat.
Dia juga menceritakan, sebelumnya ada 3 orang perempuan mendatangi rumah korban, namun saat itu mereka tidak bertemu dengan korban. Lalu 3 orang tersebut mendatangi tetangga korban yang bernama Esi. Kepada Esi 3 orang tersebut bahwa salah satu dari mereka adalah orang tua dari pacar korban. Mereka juga menitipkan pesan untuk disampaikan kepada korban, agar bertanggungjawab atas perbuatan korban kepada anaknya (pacar korban, red). Usai menitipkan pesan tersebut, 3 orang itu lalu pergi. Selang beberapa jam kemudian peristiwa menghebohkan itu terjadi.
“Tadi ado 3 orang datang nemui Esi tetanggo dio tu, katonyo nak nyari korban tapi korban dak do. Salah satunyo ngaku ibuknyo pacar korban. Dak tahu cakmano ceritonyo, katonyo dio minta pertanggungjawaban atas perbuatan korban terhadap anaknyo,” lanjutnya.
Sementara itu, kapolres Lebong AKBP.Ichsan Nur, S.I.K, melalui Kapolsek Lebong Selatan AKP. L Naibaho, membenarkan kejadian itu, bahwa telah terjadi peristiwa bunuh diri di Kelurahan Tes yang korbannya adalah seorang pelajar. Namun sejauh ini beliau belum bisa memberikan keterangan pasti terkait motif dari kejadian itu. Dia juga mengatakan, dari keterangan beberapa saksi dugaan sementara korban nekat melakukan perbuatannya karena terbeban pikiran atas hubungan asmara.
“Dugaan sementara korban terbeban pikiran atas hubungan asmaranya lantaran diminta pertanggugjawaban oleh pacarnya. Sebelumny korban didatangi 3 orang perempuan yang mengaku salah satu dari mereka adalah orang tua dari pacarnya, sore korban sudah ditemukan tewas tergantung, tapi itu baru dugaan sementara,” terang Naibaho.
Naibaho juga menjelaskan, terhadap jasad korban juga sudah dilakukan visum, dari tanda-tanda yang didapat kuat dugaan korban murni bunuh diri.
“Dari hasil visum kuat dugaan korban murni bunuh diri, selebihnya kita akan lakukan penyelidikan,” imbuhnya. (YF)