/
/
headlineLebong

Lebong Tunda Bayar, Kontraktor “Gigit Jari”

194
×

Lebong Tunda Bayar, Kontraktor “Gigit Jari”

Sebarkan artikel ini

GO BENGKULU, LEBONG – Kejadian serupa kembali terjadi di Kabupaten Lebong, sama dengan tahun sebelumnya (2018), kontraktor atau pihak rekanan terpaksa harus berlapang dada dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Lebong, di mana pekerjaan yang sudah diselesaikan 100 persen tapi hanya akan dibayar berapa persennya saja lantaran ketersediaan uang daerah tidak mencukupi untuk melunasi semua pekerjaan yang telah diselesaikan itu. Belum diketahui pasti apa pasal yang menyebabkan hal itu kerap terjadi di Kabupaten Lebong, apakah perencanaannya yang salah atau terkesan memaksakan untuk “bersolek” sementara kondisi keuangan tidak memadai.

Hal itu dikeluhkan oleh sejumlah kontraktor yang sudah terlihat lusuh lantaran seharian antri di teras kantor Badan Keuangan Daerah (BKD) Lebong, ketika dibincangi awak gobengkulu.com, Selasa sore (31/12).

“Kami belum tahu nasip kami seperti apa, ini sudah seharian menunggu di sini tapi belum ada kejelasannya, apakah akan dibayar 100 persen atau akan dibayar berapa dulu, kabarnya tunda bayar,” ujar salah satu kontraktor dengan nada kecewa.

Dirinya juga menilai, pemerintah Kabupaten Lebong tidak profesional dalam membuat perencanaan, menurutnya, kalau uangnya tidak tersedia kenapa pekerjaan itu dilelang.

“Kami kerja nyari uang, kami juga ngutang sana sini pak untuk nyelesaikan pekerjaan, kalau seperti ini sama saja dengan ngibulin (membodohi,red) masyarakat. Untuk apa bersolek, bangunan di mana-mana tapi ngutang sama rakyat, kita ini mau nyari makan pak, mau hidup, sementara kalau kitanya yang lalai pasti langsung ada tindakan, bisa-bisa perusahaan kita di black list. Lucunya lagi, untuk DL (dinas luar) yang dak jelas dan hasilnya kita tidak tahu apa, uangnya selalu ada, masa untuk bayar keringat kami uangnya dak ada” imbuhnya dengan nada meninggi.

Untuk memastikan hal itu, awak media berusaha menemui Plt.Kepala BKD Lebong, Erik Rosyadi, namun sayang saat ingin masuk ke ruangan awak media di stop oleh scurity dan mengatakan Plt.Kepala BKD belum bisa ditemui karena sedang banyak tamu. Saat itu scurity meminta awak media untuk menunggu. Namun sangat disayangkan, hampir 2 jam menunggu, scurity kembali menyambangi awak media dan mengatakan bosnya tidak bisa ditemui karena sibuk dan ada rapat.

“Saya sudah temui dan kasih tahu dengan bos, tapi katanya beliau belum bisa ditemui karena lagi rapat. Lagian juga tamunya sedang banyak lebih dari 10 orang, nanti tempat duduknya tidak ada,” ujar scurity

Terpantau di lokasi, bukan hanya kontraktor saja yang antri menunggu administrasi pencairan mereka diproses, terlihat juga ratusan kepala sekolah memadati teras BKD hingga malam di hari terakhir tahun 2019 itu, dan kabarnya mereka sedang mengurus untuk pencairan dana DAK yang dikucurkan melalui dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebong yang juga tak kunjung cair.(YF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *