GO BENGKULU, LEBONG – Kepala Desa asal Kabupaten Lebong mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) tentang Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Menuju Desa Smart dan Implementasi Permendagri nomor 20 tahun 2018 tentang tata kelola keuangan desa, bertempat di Kota Yokyakarta, Jawa Tengah. Menariknya bimtek yang diikuti sebanyak 37 Kepala desa itu dibuka langsung oleh Bupati Lebong, H.Rosjonsyah, S.I.P., M.Si, pada Kamis (12/12).
Dalam sambutannya Bupati menyampaikan, desa merupakan ujung tombak pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat sehingga harus mampu memelihara hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
“Pemerintah desa harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah serta memperkokoh keterpaduan antara aparat dengan masyarakat,” kata Bupati
Dilanjutkannya, pemerintah Kabupaten Lebong akan terus berupaya melakukan perbaikan dan pembangunan di segala bidang. Bupati juga berpesan kepada kepala desa beserta perangkatnya agar dapat memahami tugas dan fungsi masing-masing serta memahami segala perundang-undangan yang berlaku. Kepala desa beserta perangkat juga diminta selalu berupaya meningkatkan kemampuan agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
“Kepala desa harus menjalankan program pemerintah dengan baik dan transparan terutama dalam menjalankan program dana desa dan alokasi dana desa (DD dan ADD) agar tidak menimbulkan prasangka buruk di kalangan masyarakat,” imbuhnya.
Bupati juga menyebutkan, kepala desa harus bekerjasama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan program pemerintahan desanya.
“Libatkan BPD dalam menjalankan pemerintahan desa, jalin hubungan yang harmonis, kalau ada permasalahan sebisa mungkin diselesaikan dengan cara musyawarah,” himbau Bupati
Sementara Kepala Dinas PMD-Sos Kabupaten Lebong, Reko Haryanto, S.Sos., M.Si. yang turut hadir dan memimpin langsung program bimtek yang diikuti 37 kades itu, dalam sambutannya beliau menyampaikan, selain mendapat teori tentang pengolahan BumDes, para kepala desa juga berkesempatan melihat langsung desa percontohan yakni, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, yang diketahui desa tersebut mampu meningkatkan pendapatan desanya sebanyak 1300 kali lipat atau 130.000 persen dari semula hanya Rp 5 juta hingga sekarang mencapai Rp 6,5 miliar per tahun.
“Semua itu bisa diraih berkat kreativitas aparat desa dan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi desanya,” terangnya.
Diceritakan Reko, Desa Ponggok mempunyai obyek wisata pemandian yang kemudian dibenahi, dirapikan sehingga pengunjung bisa berenang sambil selfie dengan menggunakan fasilitas yang ada seperti, motor dalam air, sofa, kuda lumping, jasa photo kamera dalam air dan ikannya juga di tambah. Akhirnya dengan promosi tempat wisata ini menjadi hits dan banyak dikunjungi wisatawan. Tentu saja imbasnya efek domino seperti, tumbuhnya penginapan, tempat kuliner, dan usaha souvenir yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan aktivitas masyarakat sekitar.
“Desa Ponggok patut kita contoh, desa yang punya inovasi cemerlang yang mampu merubah desanya menjadi desa yang luar biasa, mari kita terapkan di tempat kita dengan memanfaatkan potensi yang ada,” pungkasnya (YF)