GO BENGKULU, LEBONG – Kejadian luar biasa terjadi di Desa Biyoa Putiak, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong. Sedikitnya terdapat 37 warga setempat, dua di antaranya anak-anak yang diduga mengalami keracunan makanan seusai menkonsumsi makanan yang disuguhkan tuan rumah, salah satu warga setempat yang tengah mengadakan acara hantaran untuk pernikahan, pada Senin (29/7) malam.
Seusai acara sekira pukul 20.00 WIB, para tamu disuguhi makanan berupa mie tahu oleh tuan rumah. Pada saat itu tidak terjadi apa-apa dan belum terlihat gejala yang mencurigakan. Tapi keesokan harinya, Selasa pagi (30/7) banyak dari mereka yang makan mi malam itu mengeluh sakit perut, mules, dan ada yang berulang-ulang buang air besar dan mengeluh demam.
Kapolsek Lebong Utara, Iptu.Firmansyah, ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Iya, ada sekitara 37 warga Desa Biyoa Putiak, yang diduga keracunan makanan pasca makan mi tahu yang disuguhi tuan rumah yang mengadakan acara hantaran untuk pernikahan di desa setempat. Bukan hanya warga, kadesnya juga mengalami hal yang sama,”ujar Kapolsek.
Dilanjutkan Kapolsek, semua warga yang diduga keracunan itu sudah ditangani tim medis. Ada yang berobat ke Puskesmas Ketenong, ada juga yang ke RS Ujung Tanjung, tapi tidak ada yang dirawat inap semua bisa langsung pulang dan dikasih obat saja. kondisi mereka pun sudah mulai membaik, tapi hingga saat ini mereka masih menkonsumsi obat dari puskesmas ataupun RS.
“Kondisi mereka sudah mulai membaik, tapi masih harus minum obat. Kami menghimbau jika ada yang kondisinya semakin drop harap segera bawa ke RS atau Puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan tim medis,”imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Rachman, SKM. dikonfirmasi Rabu (31/7) malam, beliau membenarkan warga yang mengeluh sakit itu akibat dari keracunan, tapi pihaknya belum bisa memastikan keracunan dari mana, dugaan sementara keracunan dari makanan yang dikonsumsi di acara hantaran malam itu. Untuk memastikan, kata Rachman, besok Kamis (1/8) timnya akan turun ke lapangan bersama tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan tim Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dari Provinsi, untuk memastikan sumber keracunan dari mana apakah dari makanan atau minuman.
“Iya keracunan, tapi kita belum bisa pastikan keracunan dari mana, apakah makanan atau dari apa. Besok tim kita bersama tim PE dan Lapkesda dari Provinsi Bengkulu akan turun ke lapangan untuk memastikan sumber keracunannya dari mana,”ungkapnya.(YF)