Selasa, 30 April 2019
PEWARTA : YOFING DT
GO BENGKULU, LEBONG – Sungguh miris kondisi warga masyarakat Lebong pasca bencana menerpa Jumat lalu (26/4), banyak warga yang menjadi korban dan mengalami kerugian materiil yang mengancam kestabilan ekonomi mereka ke depannya. Selasa (30/4) BPBD menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana dengan mengundang seluruh stakeholder guna menyusun langkah penanggulangan terhadap korban terdampak bencana. Tapi sayang dari 12 Kecamatan tak satupun camat yang hadir alias mangkir dengan berbagai alasan, ada yang sedang dinas luar (DL) ada yang berhalangan dan apalah alasan yang disampaikan utusannya. Itupun hanya beberapa kecamatan saja yang mengirimkan utusannya, yakni Lebong Atas, Lebong Utara, Uram Jaya, Lebong Tengah dan Lebong Sakti sementara yang lain tidak terlihat camat ataupun perwakilannya.
Melihat kondisi tersebut Perwira penghubung (pabung) Kodim 0409/RL Kapten Inf.Yos Anison yang turut hadir dalam rapat tersebut geram dan menyebut banyak pejabat yang hanya mencari muka tapi tidak bertanggung jawab atas tugas dan jabatannya.
“Seharusnya camat hadir dalam rapat ini karena yang lebih tahu dengan kondisi wilayahnya kan dia (camat,red) berdasarkan laporan dari kepala desa di wilayahnya, ini mentang-mentang yang ngundang rapat pak sekda tidak ada yang hadir, coba kalau acara Bupati berebut mau duduk di muka, dasar nyari muka tok,”singgungnya dengan nada sinis.
Beliaupun menghimbau agar ke depan semua pejabat harus lebih bertanggungjawab dengan jabatannya demi kepentingan masyarakat. Perlu diketahui bencana tidak ada yang tahu kapan dia mau datang, menyikapi cuaca ekstrim sekarang ini harap waspada dan siap siaga.
Hal senada pula disampaikan Kapolsek Lebong Atas, IPDA Teguh Prasetyo, S.Tr.K. menurutnya tidak semestinya camat tidak hadir karena yang terdampak bencana adalah wilayah di bawah kepemimpinannya dan yang lebih tahu dan harus tahu dengan kondisi wilayahnya kan camat melalui koordinasi dengan kepala desa.
“Sangat disayangkan atas semua ini (tidak hadir, red) bukan maksud memojokkan, tapi terkdang ketika ada kejadian bencana di wilayahnya yang hadir duluan dan mengantongi data malah TNI dan Polri tapi pimpinan wilayah itu sendiri tidak hadir,”sesalnya.
Data sementara korban bencana di Kabupaten Lebong mencapai 820 KK dengan kerugian bermacam-macam mulai dari kerusakan rumah, hewan ternak, fasilitas umum dan persawahan warga yang rusak dan terendam sekitar 142,5 hektare dengan nilai kerugian mencapai 9,3miliar.
Data tersebut tersebar di 8 Kecamatan yakni Kecamatan Lebong Utara, Kecamatan Amen, Kecamatan Uram Jaya, Kecamatan Lebong Atas, Kecamatan Lebong Sakti, Kecamatan Lebong Tengah, Kecamatan Bingin Kuning dan Kecamatan Rimbo Pengadang, belum termasuk di dalamnya Kecamatan Pinang Belapis. Data tersebut juga masih bersifat sementara karena masih besar kemungkinan banyak Kecamatan yang belum melaporkan jumlah korban dan kerugian yang terjadi di wilayahnya.
Seperti halnya disampaikan Kepala BPBD Fakhrurrozi,S.Sos., M.Si. melalui Sekretaris BPBD Gunawan Wibisono, kendala yang dialami pihaknya untuk saat ini adalah data, banyak dari kecamatan yang sulit diminta data berapa korban dan kerugian yang ditimbulakan dari bencana di wilyahnya, karena seharusnya yang lebih tahu tentang wilayahnya adalah camat berdasarkan laporan dari kepala desa. Sementara sampai dengan sekarang (30/4) pihak Kecamatan belum ada yang melapor secara rinci atas dampak bencana di wilayahnya masing-masing.
“Data tersebut masih bersifat sementara dan besar kemungkinan akan bertambah karena masih banyak pihak kecamatan yang belum melaporkan secara rinci jumlah korban dan nilai kerugian, sementara untuk mencapai ke target sasaran kita harus punya data yang akurat, untuk itu kami masih menunggu data dari kecamatan secepat mungkin untuk sebagai laporan kami ke atasan dan laporan ke Provinsi,”paparnya.