Kamis, 14 Maret 2019
PEWARTA : YOFING DT
GO BENGKULU – Istighosah akbar yang digelar di halaman Polres Lebong Kamis 14/3 berjalan sukses. Sedikitnya terdapat 3000 jemaah menghadiri acara tersebut. Acara yang diisi dengan ceramah Ustadz Gus Muwafiq ini cukup membuka dan memberi pencerahan terhadap masyarakat terutama terkait banyak sekali perbedaan-perbedaan yang yang kerap kali memicu perpecahan, terlebih lagi memasuki tahun-tahun politik.
Dari panjang lebar ceramahnya bisa disimpulkan bahwa perbedaan itu biasa, jangan jadikan perbedaan sebagai dinding pemisah dan pemecah NKRI. Dengan perbedaanlah kita menjadi kaya dan kuat, jangan pernah menganggap kitalah manusia yang paling benar karena kebenaran yang hakiki hanyalah milik Allah semata. Sekarang ini banyak sekali kita jumpai baru belajar sedikit saja tapi merasa sudah tahu semua dan apa yang dia pelajari itulah yang paling benar. Sementara kalau dipelajari dari awal dan sejarah proses perkembangan Islam di muka bumi ini maka tidak akan ada lagi kita menyalahkan ajaran yang diyakini orang lain, karena apapun itu punya dasar dan alasan. Bahkan banyak juga kita temui, baru baca satu hadist saja sudah merasa itulah yang paling benar tetapi dia lupa kalau masih ada hadist-hadist lain yang menceritakan tentang hal yang sama dengan kondisi yang berbeda.
“Banyak yang baru tahu sedikit saja tapi sudah bisa menyalahkan, janganlah mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain, tetap belajar dan tekuni apa yang kita anggap benar,”ucapnya
Beliau juga mengingatkan, perjuangan untuk mengibarkan bendera merah putih itu tidak mudah, jadi jangan sekali-kali kita mencoba merubah bendera ataupun mencoba untuk merusuh di negara tercinta ini. Berapa nyawa dikorbankan, berapa ratus tahun kita dijajah, jadi jangan hanya gara-gara perbedaan kecil saja kita ingin memecahkan persatuan dan kesatuan bangsa tercinta ini. Kalau saat itu kita tidak ada dan tidak ikut berjuang mengibarkan bendera untuk merdeka, minimal sekarang jangan coba-coba berusaha menurunkan dan menggantikan bendera.
Terkadang cuma gara-gara jenggot kita jadi ribut, cuma gara-gara ukuran panjang celana ataupun jubah kita mau ribut. Semua ada alasan dan ada sejarahnya, apalagi di Indonesia yang terkenal dengan kemajemukan bahasa dan budaya pasti proses penyebaran Islam pun berbeda-beda. Kalau para ulama terdahulu tidak menyesuaikan dengan budaya dan bahasa daerah setempat tidak akan mungkin Islam akan berkembang dan diterima di masyarkat, artinya metode penyampaiannya pun berbeda-beda sesuai dengan budaya daerah tetapi dengan tetap memperhatikan rukun-rukun wajib yang tidak bisa dirubah. Islam itu damai dan tidak membenarkan kekerasan.
“Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana caranya kita menjalankan kehidupan agar tetap bersama walaupun dengan segudang perbedaan,”imbuhnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, menjelang pemilu kita harus pandai-pandai bersikap dan membawa diri jangan cuma gara-gara beda pilihan persatuan kita jadi pecah. Masyarkat bebas memilih, siapapun yang dianggapnya mampu. Siapapun yang terpilih jadi presiden kita nanti itulah putra terbaik bangsa dan harus kita dukung. Jangan anti politik, karena yang membuat peraturan dan kebijakan untuk masyarakat adalah parlemen, sementara parlemen itu sendiri diisi oleh orang-orang politik.
“Mari kita dukung pembangunan dan kemajuan bangsa ini dengan menjadi pemilih cerdas dan tetap damai,”himbaunya.
Beliau juga menyampaikan, jangan percaya dengan berita-berita hoax yang memojokkan pemimpin dan dapat memicu perpecahan. Seperti isu yang beredar belakangan ini terkait kriminalisasi ulama. Beliau tegaskan itu tidak ada, yang ada adalah negara kita negara hukum siapapun yang melanggar hukum akan ditindak secara hukum tidak memandang dia siapa, baik rakyat biasa, ulama, PNS ataupun siapa.
“Kriminalisasi ulama itu tidak ada, tapi kalau ada ulama yang melanggar hukum maka akan ditindak secara hukum, buktinya saya yang punya tampang kriminal tapi tidak pernah dikriminalisasi, mala saya diundang Presiden, diundang Kapolres, karena saya juga tidak pernah melanggar hukum,”tutupnya sembari bergurau.
Baca juga : Menteri Eko Akan Berkunjung Kembali ke Lebong