Selasa, 12 Feberuari 2019
PEWARTA : YOFING DT
GO LEBONG – Hampir sepekan Kabupaten Lebong diselimuti bencana, mulai dari longsor, banjir, jalan putus hingga batang roboh. Bearawal pada Selasa (5/2) longsor disertai banjir bandang yang menenggelamkan ratusan rumah warga di wilayah Kecamatan Lebong Utara dan Amen akibat dari luapan air Raman.
Kemudian keesokan harinya tepatnya Rabu sore (6/2) banjir bandang kembali menerpa daerah persawahan Tabeak Dipoa dan Desa Uram Jaya, yang mengakibatkan puluhan hektare sawah warga tertimbun material batu pasir dan terancam tidak bisa digarap lagi bawaan dari luapan dan derasnya Sungai Bioa Baes. Tidak hanya itu di hari yang sama longsor disetai batang roboh juga terjadi di jalan penghubung antara Kecamatan Lebong Sakti menuju Kecamatan Uram Jaya atau jalan yang lebih dikenal dengan puncak Rosjonsyah yanng tertutup longsor dan batang roboh. Dari musibah ini terdapat sebanyak 24 warga yang terpaksa harus merelakan sawah mereka tertutup material batu pasir, dan dipastikan gagal panen.
Belum lagi usai meninjau dan mengkaji solusi untuk persawahan warga yang tertutup material batu pasir, Kamis (7/2) banjir dan longsor kembali terjadi di daerah Kecamtan Rimbo Pengadang tepatnya di daerah Talang Ratu ditambah lagi jalan Lebong – Bengkulu Utara tepatnya di daerah Bukit Resam yang membuat Kabuapaten Lebong terisolir dari berbagai penjuru.
Jumat sempat hening sejenak, namun Sabtu (9/2) bencana kembali terjadi, longsor di Bukit Resam dan Talang Ratu yang membuat Lebong kembali terisolir dan tidak bisa dilewati.
Bencanapun belum berakhir Keesokan harinya, Minggu (10/2) longsor disertai batang roboh kembali terjadi lagi di daerah Talang Ratu yang membuat akses jalan Muara Aman-Curup tidak bisa dilalui. Begitu banyak kendaraan/pengguna jalan yang terjebak saat itu dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mengurai kemacetan lantaran kendaraan dari kedua arah sama-sama padat saat itu dan terpaksa dilakukan sistem buka tutup. Terpantau di lapangan masyarakat bersama dinas terkait, PUPR-Hub, BPBD, TNI dan Polri bekerja keras untuk mengatasi masalah dengan dibantu alat berat berupa exavator dari PT.PGE Hulu Lais.
Berharap bencana tidak lagi terjadi, namun apadaya yang maha Kuasa berkehendak lain, Senin (11/2) hujan kembali mengguyuri Kabupaten Lebong yang mengakibatkan sungai Biyoa Nge’ai meluap dan menenggelamkan rumah warga Semelako dan Karang Anyar. Ratusan rumah tergenang air serta puluhan hektare sawah wargapun tenggelam dan padi-padi merekapun terancam gagal panen.
Hingga hari ini (12/2) bencana belum juga berannjak dari Kabupaten Lebong, longsor kembali terjadi di Kecamatan Rimbo Pengadang tepatnya di dekat taman buah Monte Carlo, akses jalan Muara Aman-Curup kembali tertutup.
Data terhimpun hari ini Kecamatan Topos menggelar Musrenbangcam yang dihadiri oleh Bupati dan para kepala OPD dan pastinya mereka juga ikut merasakan medan jalan yang dipenuhi lumpur akibat dari longsor, dan semoga saja dari kejadian ini menjadi pelajaran dan evaluasi bagi kita masyarakat luas dan pemerintah khusunya untuk lebih mencitai Kabupaten ini dan membuat program yang benar-benar sesuai dengan letak geografis dan kondisi iklim yang ekstrim saat ini.
Kepala BPBD, Fakhrurrozi,S.Sos., M.Si. ketika dikonformasi menyampaikan rasa dukanya yang mendalam atas musibah yang melanda Kabupaten Lebong, cuaca memang lagi ekstrim dan diharapkan kepada seluruh warga masyarakat Lebong agar lebih waspada dan tetap berhati-hati, baik yang sedang bepergian maupun yang berada di lingkungan yang rawan longsor dan banjir.
“Harap tetap berhati-hati dan waspada, mengingat cuaca saat ini sangat ekstrim dan tak menentu, bencana bisa datang kapan saja atas kehendak yang maha kuasa kita hanya bisa berusaha dan tetap waspada,”himbaunya.
Kemudian beliau juga akan mengadakan rapat lintas sektor untuk mencari solusi terbaik untuk minyakapi dan menangani bencana yang menimpa Kabupaten Lebong.
“Kami akan gelar rapat lintas sektor dengan OPD-OPD terkait untuk menyikapi dan mencari solusi dari permalahan ini,”imbuhnya.