/
/
headlineLebongpendidikan

Pihak Rekanan Kurang Modal, Seragam Sekolah Tak Kunjung Selesai

196
×

Pihak Rekanan Kurang Modal, Seragam Sekolah Tak Kunjung Selesai

Sebarkan artikel ini

Sabtu, 9 Februari 2019

PEWARTA : YOFING DT

GO LEBONG – Rasa kecewa yang mendalam dilontarkan sejumlah wali murid kelas 7 SMPN 2 Lebong, lantaran baju seragam anak mereka yang dipesan melalui sekolah hingga sekarang belum juga diterimanya. Diceritakan oleh salah seorang  wali murid yang enggan disebutkan namanya, mereka sudah lama melunasi uang untuk seragam tersebut, sebesar Rp1.020.000,- tapi hingga sekarang baju yang dipesan belum juga keluar. Uang tersebut untuk membayar sejumlah baju seragam yang diterapkan di sekolah diantaranya baju pramuka, baju olahraga, baju batik, baju almamater dan baju muslim. Diakuinya hingga saat ini baru seragam pramuka saja yang dibagikan, sementara yang lain belum.

“Baru seragam paramuka saja yang dibagikan sementara yang lain belum, tiap ditanya oleh siswa, pihak sekolah selalu berjanji akan dibagikan minggu depan dan minggu depan,”ungkapnya.

Ditambahkan olehnya, para wali murid rela mencari pinjaman kemana-kemana untuk melunasi tagihan baju seragam tersebut dengan harapan anak mereka akan segera dapat baju seragam baru, tapi hingga sekarang sudah memasuki semester genap (tujuh bulan berjalan,red) baju anka mereka belum juga keluar.

“Kami tahan mencari pinjaman kemana-kemana untuk melunasi tagihan baju seragam tersebut, karena pihak sekolah juga selalu menagih kepada anak kami dan menjanjikan akan segera membagikan baju seragam tersebut kepada yang sudah lunas,”sesalnya.

Kepala sekolah SMPN 2 Lebong ketika dikonfirmasi awak gobengkulu.com Sabtu (9/2) tidak menampik hal tersebut, beliau mengakui terdapat beberapa setel pakaian yang belum dibagikan kepada siswa, dan menurutnya masalah tersebut disebabkan keterlambatan kerja dari pihak rekanan (tukang jahit,red) dan dia juga sudah berapa kali mengingatkan dan mendesak agar segera menyelesaikan pesanan baju seragam dari pihak sekolah.

“Saya akui tahun ini kerja mereka lambat, tapi saya sudah berapa kali mengingatkan dan mendesak mereka (CV.Ratu Mutiara) untuk segera menyelesaikan pesanan kami, tapi iya hingga sekarang belum juga diselesaikan, kami juga malu kepada wali murid seakan-akan kami mempermainkan dan terkesan tidak bertanggung jawab,”jelasnya.

Lanjut kepala sekolah , sebenarnya sesuai perjanjian awal pihak rekanan harus menyelesaikan paling lambat 3 bulan sejak perjanjian kontrak, yakni sekitar bulan Oktober tapi hingga sekarang belum juga selesai, kalau pengakuan dari pihak rekanan saat ini mereka mengalami kekurangan tenaga sementara order/pekerjaan sedang menumpuk. Dirinya juga selaku kepala sekolah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh wali murid atas keterlambatan tersebut dan berjanji akan mencari jalan keluar secepat mungkin.

“Saya selaku kepala sekolah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh wali murid atas keterlambatan ini, dan saya berjanji akan mencari jalan keluarnya secepat mungkin,”ungkapnya.

Sementara direktur CV.Ratu Mutiara, Zul Lizar ketika dikonfirmasi juga membenarkan keterlambatan tersebut dan mengakui semua itu adalah kesalahan pihaknya. Tapi menariknya alasannya beda seperti alasan yang disampaikan oleh kepala sekolah sebelumnya yang mengatakan pihak rekanan kekurangan tenaga, tapi beliau mengakui keterlambatan tersebut lantaran mereka mengalami kekurangan modal yang disebabkan ada sebagian sekolah yang kurang lancar pembayarannya sementara baju yang mereka pesan sudah dibagikan ke siswa, sehingga modal mereka terpendam yang akhirnya berdampak ke sekolah-sekolah lain. Beliau juga mengakui, bukan hanya SMPN 2 Lebong yang terlambat tapi masih ada beberapa sekolah di Kabupaten Lebong yang mengalami hal yang sama.

“Ini murni kesalahan kami, kami mengalami kekurangan modal lantaran ada sekolah yang kurang lancar pembayarannya, dan saya berjanji akan menyelesaikan di akhir Februari nanti,” ungkapnya.

Menanggapi terkait keluhan wali murid yang kecewa dengan ukuran pakaian anak mereka yang kebesaran, beliaupun menyatakan siap menerima retur dan memperbaikinya.

“Masalah ukuran banyak yang kebesaran, saya akui itu juga kesalahan saya yang kurang kontrol kepada juru potong sehingga banyak yang tidak pas, dan saya pastikan siap menerima retur dan memperbaikinya sesuai ukuran yang semestinya,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *