Kamis, 16 Agustus 2018
PEWARTA : YOYING DT
GO LEBONG – Niat awal sejatinya untuk memeriahkan peringatan HUT RI ke-73, namun salah satu dari serangkaian kegiatan yang digelar oleh RSUD Lebong mendapat kritikan pedas dari pasien dan keluarganya. Pasalnya, lomba karaoke yang diadakan pihak RSUD, menurut warga sangat tidak cocok digelar di lingkungan rumah sakit.
Yang lebih membuat masarakat semakin geram, lomba tersebut diadakan di lingkungan RS itu sendiri, tepatnya di samping ruang Direktur Bendahara, yang jaraknya tidak jauh dari ruang kebidanan. Sehingga dinilai dapat menggangu kenyamanan dan ketenangan pasien yang sedang menjalani perawatan.
Kepada awak gobengkulu.com, keluarga pasien yang masih dirawat di RSUD tersebut mengaku merasa menyesalkan kegiatan lomba tarik suara tersebut. Karena menurut mereka, sangat mengganggu ketenangan dan kenyamanan beristirahat, bagi pasien untuk mendapatkan kesembuhan.
“Bukannya kami melarang atau bagaimana, tapi kitakan tahu sendiri rumah sakit merupakan tempat untuk mendapatkan pelayanan dalam pengobatan. Dan pasien butuh ketenangan untuk beristirahat, jangankan suara musik yang begitu dahsyat kita bicara dengan nada tinggi saja dapat mengganggu istirahat pasien,” sesal keluarga pasien.
Lebih jauh ia mempertanyakan, apakah pihak RS tidak mengerti hal itu. Sementara pasien yang dirawat menderita penyakin yang beragam. Bahkan ada yang sakit jantu dan juga sesak napas, tentu mendengarkan hingar bingarnya suara musik akan sangat membuat para pasien seamkin menderita.
“Banyak kegiatan positif lain yang bisa digelar tanpa harus mengganggu kenyaman pasien. Mereka memang pamit tapi kami tidak berani protes. Karena kami takut akan berdampak ke pelayanan terhadap pasien apalagi kita yang berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat atau BPJS,” tutur dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Lebong dr. Ari Afriawan, mengakui bahwa acara tersebut sudah direncanakan, mengenai lokasinya juga dipilih yang agak jauh dari ruang perawatan. Sehari sebelumnya, kata dia, pihak RS sudah pamit dengan keluarga pasien yang dirawat dan mendapat jawaban keluarga pasien tidak ada yang keberatan.
“Kalaupun ada diantara mereka yang komplain seharusnya mereka komplain ke manajemen Rumah Sakit. Karena kami punya aturan mengenai penanganan komplain dan bisa kita cari jalan keluarnya bersama. Tapi tidak ada satupun pasien atau keluarganya yang melapor ke manajemen,” elak dr Ari.
Untuk itu, ia selaku pimpinan di RS tersebut mengucapkan mohon maaf, apabila kegiatan tersebut dinilai menganggu pasien. Tapi menurut dia sebaiknya penyampaian keberatan itu langsung disampaikan ke pihak manajemen RSUD.
“Kejadian ini tidak perlu diberitakan,” ungkap dr Ari sembari menyebutkan, tidak ada kesalahpahaman di RSUD itu.
Perlombaan lain yang digelar diantaranya, lomba lari karung, lari kelereng, tarik tambang dan lainnya.