Ketua ULP Sebut, Tidak Zamannya lagi Mau Menang Tender Harus Setor
PEWARTA : YOFING DT
SENIN, 6 AGUSTUS 2018
GO LEBONG – Dari 72 paket proyek yang sudah dilelang oleh Unit Layanan pengadaan (ULP) Lebong, hanya 26 paket dimenangkan oleh perusahaan lokal atau hanya berkisar sebesar 35 persen. Sementara 10 paket masih dalam proses lelang dan 7 paket lainnya malah belum dilimpahkan ke ULP.
Disebutkan oleh Ketua ULP Lebong, Syarifudin, hingga Agustus sebanyak 83 paket telah tayang di sistem LPSE, 73 paket diantaranya sudah selesai. Sekalipun dinilai masih jauh dari cukup, setidaknya sudah membuktikan bahwa perusahaan lokal sudah mampu bersaing.
Mengingat tender yangg dilaksanakan ULP tahun 2018 ini sangat ketat dan kompetitif. Yakni menggunakan versi 4.2 yangg terbuka bagi semua penyedia jasa untuk ikut menilai dan mengevaluasi perusahaan yangg menang tender.
“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, hingga 28 Juli 2018 sudah 83 paket sudah tayang, 73 paket sudah selesai, 10 paket masih dalam proses tender dan 7 paket belum dilimpahkan ke kami,” ucap Sarifudin, di ruang kerjanya, Senin (6/8).
Dipastikan oleh dia, secara bertahap akan terus membangun komunikasi dengan Lembaga Pembina Jasa Konstruksi (LPJK), dan seluruh asosiasi penyedia barang dan jasa, termasuk dinas teknis. Agar giat melakukan pembinaan kepada pengusaha lokal.
Menurut Syarifudin, pelaksanaan tender sebagaimana diamanatkan perpres nomor 16 tahun 2018, yangg berlaku 1 juli 2018 sudah sangat ketat. Sehingga tidak memungkinkan lagi lelang dikondisikan atau berbuat curang dalam pelaksanaannya.
“Semua sudah elektronik dan online segenap pihak bisa memantau dan melihat seluruh tahapan. Bahkan bisa ikut melakukan evaluasi terhadap perusahaan peserta tender. Seiring dengan tuntutan zaman. Untuk menang lelang, sangat tergantung dengan kompetensi perusahaan,” kata dia.
Dia yakin, di Lebong tidak ada lagi pengusaha jasa menggunakan cara bila ingin menang tender menyetor uang atau hadiah. Bahkan para ASN di daerah itupun takut bermain-main dalam melaksanakan tugas.
“Sanksinya sudah sangat jelas kita tidak akan mengorbankan nasib dan masa depan keluarga untuk hal-hal spele,” tegas Syarif.