PEWARTA : PACHROUL ROZI
SABTU, 28 JULI 2018
GO KAUR – Harapan warga masyarakat terutama petani di Desa Muara Dua Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur, hingga saat ini belum dapat terwujud. Belasan tahun sejak kabupaten tersebut berdiri, mekar dari Kabupaten Bengkulu Selatan, jalan yang merupakan akses utama bagi mereka tak kunjung mendapat sentuhan pembangunan.
Kondisi jalan yang dipenuhi lumpur pekat dan dalam ini, menurut pengakuan warga setempat, Marsono, sangat menyulitkan terutama bila pada musim penghujan. Bagi mereka yang mau menjual hasil pertanian, harus mengeluarkan biaya berlipat, dan sudah tentu banyak pula menghabiskan waktu pengangkutan.
“Setiap ada pemilu, baik legislatif atau pemilihan kepala daerah, kami selalu mendapatkan janji-jani, bahwa pembangunan jalan ini akan diupayakan. Namun buktinya hingga sekarang kondisinya masih tetap memprihatinkan. Belum ada samasekali tersentuh pembangunan,” sesal Marsono, kepada awak gobengkulu.com, Sabtu (28/7).
Dijelaskan oleh dia, jumlah penduduk Desa Muara Dua sebanyak 140 kepala keluarga (KK), mayoritas berprofesi sebagai petani. Dengan tidak terbangunnya infrastruktur oleh pemerintah daerah, disebutkan olehnya bagaikan rakyat yang belum menikmati hasil kemerdekaan.
“Kita sudah lama merdeka bahkan tergolong tua, yakni sebentar lagi 73 tahun, Kabupaten Kaur juga sudah berusia belasan tahun, namun kami belum merasakan perubahan terutama dalam hal pembangunan infrastruktur,” ungkap Marsono.
Untuk ongkos angkut saja, kata marsono melanjutkan, jika cuaca bagus dikenakan Seribu rupiah perkilogram. Namun bila hujan ongkos angkut akan naik dua kali lipat menjadi Rp 2 Ribu perkilogram.
“Tidak henti-hentinya kami suarakan harapan ini, supaya pemerintah dapat memperhatikan jalan menuju desa kami. Warga masyarakat Desa Muara Dua juga menginginkan seperti warga desa lainnya, yang sudah menikmati kondisi infrastruktur lebih baik,” tutup Marsono.