PEWARTA : YOFING DT
JUMAT, 20 JULI 2018
GO LEBONG – Kendati sering dikeritik warga, pihak PDAM Tirta Tebo Emas (TTE) Lebong belum juga ada tindakan konkrit untuk melakukan pembenahan pelayanan. Sekalipun dikatakan telah berupaya hingga saat ini belum dirasakan hasilnya oleh masarakat pelenggan PDAM di daerah itu.
Setiap ditanyakan, Direktur PDAM Sofian Razik, S.Sos selalu menjawab, posisinya ibarat menegakkan benang basah. menurut dia, ketika duduk sebagai direktur memang menemukan berbagai permasalahan menurut istilah yang disebut olehnya sudah sangat ribet.
“Masalah ini mulai dari sejak zaman direktur sebelum saya, yaitu di zaman Direkturnya masih pak Maulana dulu. Saya hanya penerus saja dan akan selalu berupaya melakukan perbaikan namun tidak semudah itu, karena banyak hal yang harus saya perbaiki mulai dari intern PDAM sendiri sampai ke konsumen yang nakal,” sebut Sofian.
Hingga sekarang, kata Sofian, hampir 50 persen pelanggan yang nunggak setiap bulannya. Mengakibatkan keuangan PDAM menjadi pailit. Kondisi ini katanya, berdampak kepada kinerja pegawai karena, otomatis gaji mereka tidak bisa dibayar penuh.
Diakuinya, memang ada diantara pegawai yang nakal, bahkan banyak yang melakukan sambungan ilegal yang tidak terdaftar, sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Bahkan banyak dari pegawai yang tidak tahu kewajiban, mereka hanya bisa menuntut hak saja.
Secara terpisah, Edi warga desa Amen Kecamatan Amen Kabupaten Lebong ketika dibincangi awak media gobengkulu.com, sangat kecewa dengan pelayanan PDAM yang hingga sekarang belum bisa memuaskan masyarakat. Ada PDAM tapi masyarakat masih saja harus mencari air kemana-mana bahkan rela menampung air hujan.
“Sudah bertahun-tahun air PDAM tidak mengalir, sementara setiap tahun anggaran selalu dikucurkan dari APBN. Sementara pelayanan kepada masyarakat terabaikan. setelah dibangun dibiarkan tanpa adanya perawatan dan pemeliharaan,” kata Edi.
Terhimpun awak gobengkulu.com dari keterangan masyarakat sekitar kecamatan Amen dan Lebong Utara, banyak dari SR yang tidak mempunyai water meter. Kalaupun ada juga tidak dicek setiap bulannya.
Sementara angka rekening hanya merupakan hasil nembak-nembak saja tanpa ada data yang akurat jumlah pemakaian, kalau ada yang komplain baru kemudian dirubah.
Baca juga : Sejak 2015 Air Tidak Mengalir, Warga Lebong Sesalkan Pelayanan PDAM