KONTRIBUTOR : YADHI
SABTU 30 JUNI 2018
GO MUKOMUKO – Harga buah sawit di Kabupaten Mukomuko kian merosot, terjadi sejak sebelum lebaran sampai usai lebaran membuat masyarakat petani sawit kian merana. Pasalnya, saat ini harga sawit di tingkat petani hanya Rp 700 per-Kg sampai Rp 800 per-Kg. Bahkan di daerah terpencil mencapai Rp 600 per-Kg. Sedangkan harga di tingkat pabrik antara Rp 1.000 per-Kg sampai Rp 1.060.
Kondisi itu jelas merugikan petani yang mengakibatkan ekonomi masyarakat menurun. Pemda Mukomuko diminta lakukan upaya. Karena sampai saat ini peranan pemda untuk masalah turunnya harga sawit dinilai belum ada. Pemda dituntut agar memanggil seluruh pimpinan perusahaan pabrik pengolahan CPO, untuk mendapatkan kejelasan dan menstabilkan harga hingga ke tingkat petani.
”Sekarang ini harga sawit sampai ke petani hanya Rp 800, belum lagi biaya langsirnya. Kalau di daerah terpencil, bisaja jadi harganya Rp 500 sampai Rp 600 per-kilonya. Kita minta pemerintah jangan diam saja. Masyarakat Mukomuko ini mayoritas petani sawit. Kalau harganya turun sudah pasti mempengaruhi ekonomi masyarakat,” kata Dani, petani sawit asal Penarik.
Hal senada disampaikan Saprin Efendi. Menurutnya, Pemda Mukomuko tutup mata mengenai standar harga sawit. Pasalnya, sampai saat ini tidak ada tindakan untuk penstabilan harga sawit seperti di daerah-daerah lain. Ia meminta pemda memanggil seluruh pimpinan perusahaan.
”Kalau di daerah lain, setiap harga sawitnya turun pasti pemerintah daerahnya langsung memanggil pihak perusahaan. Karena standar harga sawit sudah diatur. Kalau di Mukomuko ini, kami nilai pemdanya tutup mata. Jika dibiarkan, ekonomi masyarakat akan semakin menurun. Kita minta masalah ini ditindaklanjuti, pemda jangan menutup mata,” pungkas Saprin, diamini Asep, petani asal Air Rami.